Setelah MDA Nurul Wathan, Andres Hadirkan Gerakan Membaca di Desa Teluk Pantaian

Foto : Tampak foto bersama Andres dengan anak-anak disela-sela kegiatan membaca mereka.

Loading...

GAUNGANAKSERKA - Andres Pransiska yang merupakan mantan Presma BEM UNRI Priode 2015-2016 seakan-akan tiada hentinya membuat gerakan untuk Desa Teluk Pantaian, Kecamatan Gaung Anak Serka (GAS). Setalah kemarin membuat gebrakan dengan mendirikan sekolah Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) Nurul Wathan bagi anak-anak Desa, ia kembali membuat Gerakan Desa Membaca.


Lima pekan sudah berlangsung diadakannya Gerakan Desa Membaca di Desa Teluk Pantaian itu, dimana konsep dari Gerakan Desa Membaca adalah dengan membuka lapak bacaan bagi masyarakat dan anak-anak Desa setiap pekannya secara rutin dan kontiniu. 


"Memang ini lompatan kecil yang sering kali dianggap sepele tapi inilah sebuah gerakan besar yang dampaknya juga bisa besar," jelas Andres 


Dikatakannya, Untuk membangun Desa satu sisi yang sangat menarik untuk ditonjolkan adalah dari sisi Pendidikannya. Selain dikarenakan karena backgroundnya adalah berasal dari jurusan Pendidikan, tetapi juga didasarkan atas keprihatinan terhadap minat baca yang rendah sehingga hal tersebutlah melatarbelakanginya untuk melakukan Gerakan Desa membaca. 

Loading...


Kondisi minat baca bangsa Indonesia memang cukup memprihatinkan. Berdasarkan studi "Most Littered Nation In the World" yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca. Indonesia persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61). Padahal, dari segi penilaian infrastuktur untuk mendukung membaca peringkat Indonesia berada di atas negara-negara Eropa.


"Gerakan Desa membaca hadir sebagai sebuah jawaban akan tanya dari minat baca anak-anak Desa Karena dengan kebiasaan membaca secara rutin dan rutinitas akan membuat anak-anak dan masyarakat terbiasa dengan membaca. Ini adalah cara yang lebih efektif untuk meningkatkan minat dan daya baca masyarakat dan anak-anak. Bukan dengan sebuah program tapi dengan sebuah gerakan. Karena efek sebuah gerakan biasanya lebih cepat menyebar dibandingkan program," sambungnya kembali.


"Indonesia tidak akan bercahaya karena obor obor di Jakarta tetapi Indonesia baru akan bercahaya karena lilin lilin di Desa. Coba bayangkan jika para aktivis kampus yang sudah menyelesaikan studi belajarnya punya kepedulian sedikit terhadap kampung halamannya dan tidak hanya turut serta dalam politik praktis saja serta tergoda akan manisnya kota. Maka akan berapa banyak anak-anak muda yg akan menyalakan lilin lilin Indonesia dari desa, Mari Nge-Desa," ajaknya (*)

 

 

Laporan : Supriono






Loading...

[Ikuti Medialokal.co Melalui Sosial Media]